Di zaman sekarang kata yang paling salah dipahami dalam
islam adalah jihad. Ini bukan hanya salah dipahami oleh non muslim, bahkan umat
muslim sendiri salah paham akannya. sebagian besar non muslim, begitu juga
muslim berpikir bahwa perang apapun, yang dilakukan oleh muslim manapun, untuk
alasan apapun, entah itu untuk keuntungan pribadi, entah itu untuk kebenaran,
entah itu untuk nama, entah itu untuk daerah kekuasaan, entah itu untuk
kekayaan, entah itu untuk kekuatan, disebut sebagai jihad. Jihad bukan berarti
perang manapun yang dilakukan oleh muslim manapun, , entah itu untuk kebenaran,
entah itu untuk nama, entah itu untuk daerah kekuasaan, entah itu untuk
kekayaan, entah itu untuk kekuatan. Jihad adalah kata arab yang berasal dari
kata arab “jahada” yang berarti “berjuang atau berusaha.” Dalam konteks islam,
jihad berarti berjuang dan berusaha melawan kecenderungan jahat dari diri
sendiri.jihad artinya untuk berjuang dan berusaha untuk membuat masyarakat
menjadi lebih baik. Jihad artinya untuk berjuang dan berusaha melawan
penindasan. Jihad juga berarti untuk berjuang dan berusaha di medan perang
untuk melindungi diri sendiri (self-defense). Jihad pada dasarnya berarti “untuk
berjuang dan berusaha.”
Jika seorang murid berusaha dan berjuang untuk melewati
sebuah ujian, dalam bahasa arab, kita mengatakan dia sedang berjihad. Dan banyak
orang berpikir bahwa jihad hanya bisa dilakukan oleh muslim. Ada ayat-ayat
dalam Al Qur’an yang berkata bahwa bahkan non muslim pun berjihad. Allah
berfirman dalam Qur’an di surah Luqman (31): 14 “ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
kedua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” Lalu di ayat berikutnya, surah Luqman (31): 15”Dan jika keduanya memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik."
Disini qur’an mengatakan bahwa orang tua non muslim yang
berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain selain
Tuhan (syirik), “maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergauliah keduanya
dengan baik”. Kalimat yang sama diulang
lagi surah Al Ankabut (29): 8 " Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua
orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu (berjihad) untuk
mempersekutukan Aku (Allah), maka jangan lah kamu mengikuti keduanya”
Disini qur’an mengatakan bahwa orang tua non muslim
berjihad, mereka berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka berbuat
kesyirikan, atua menyekutukan Tuhan. Jihad ini disebut sebagai jihad fi sabili
syaithan (jihad dijalan setan). Apa yang harus dilakukan seorang muslim adalah
jihad fi sabilillah (jihad dijalan Allah). Normalnya, ketika kau menggunakan
kata jihad, ini maksudnya jihad fi sabilillah, jihad dijalan Allah, kecuali ada
hal tertentu. Hampir semua orientalis menerjemahkan kata “jihad” menjadi “perang
suci (perang atas nama agama).”
Dan sayangnya, banyak orang yang mengaku
sebagai “ulama muslim”, bahkan mereka menerjemahkan jihad sebagai perang suci
(perang atas nama agama). Perang suci jika diterjemahkan dalam bahasa arab
adalah “harbun muqqaddasah.” Jika kau membaca qur’an, kata harbun muqqaddasah
tidak ada sama sekali dalam qur’an. Dan tidak ada hadits dari Rasulullah
Muhammad s.a.w dimana kata “harbun muqqaddasah” disebutkan. Kata “perang suci”
ini pertama kali ditujukan untuk mendefinisikan perang salib yang dilakukan
umat kristen. Jika kau membaca sejarah, beberapa abad yang lalu, tentara salib
kristen melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan ribu umat manusia dalam nama
kekristenan. Jika kau membaca sejarah, jumlah manusia yang terbunuh atas nama
agama, adalah atas nama kekristenan.
Dan mereka menyebut ini sebagai “perang
suci (perang untuk agama)”. Dan di zaman sekarang , mereka menggunakannya untuk
kata arab “jihad.” Fundamentalis pertama kali ditujukan untuk menggambarkan
tentara kristen, tapi sekarang malah digunakan untuk muslim. Jadi jihad bukan
berarti “perang suci”, jihad artinya “berjuang dan berusaha.” Cara terbaik
untuk memahami arti kata “jihad” adalah dengan memahami apa yang dikatakan
kitab suci umat islam tentang jihad, apa yang disebutkan dalam qur’an dan
hadits sahih Rasulullah Muhammad s.a.w. ketika kita membaca qur’an, kita
menjadi tahu. Disebutkan dalam qur’an surah Al-Hajj(22): 78 " Dan berjuanglah
(berjihadlah) kamu pada jalan Allah dengan perjuangan (jihad) yang
sebenar-benarnya. Dia (Allah) telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan.”
Allah berfirman dalam qur’an di surah At-Taubah (9): 20 " Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjuang
(berjihad) di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih
tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan.
Rasulullah s.a.w. bersabda (HR. Bukhari) Abu Hurairah r.a
berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda “orang yang berjihad di jalan
Allah, dan Allah Maha mengetahui siapa
yang berjihad (berjuang dan berusaha di jalan Allah), orang yang berjuang dan
berusaha di jalan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui siapa yang berjuang dan berusaha di jalan Allah, bagaikan orang yang
terus-menerus berpuasa dan melaksanakan shalat. Dan Allah telah menjanjikan
surga baginya jika dia terbunuh di medan perang atau Allah mengembalikannya
dengan selamat dengan pahala dan harta
rampasan perang.
Disebutkan dalam surah Al-Ankabut(29): 6 " Dan barangsiapa yang berjihad (berusaha dan berjuang dijalan
Allah), maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta).
Jadi jika kau berjuang di jalan Allah (berjihad), maka
manfaatnya untuk dirimu sendiri, ini bukan untuk Allah, karena Allah tidak
butuh bantuan apapun dari makhluk-Nya. Dia terbebas dari segala kebutuhan,
patut atas segala pujian.
Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah “dapatkah aku
bergabung dalam jihad?” dan Rasulullah menjawab “haji yang sempurna adalah
jihad terbaik untukmu.” (HR. Bukhari)
Seseorang bertanya kepada Rasulullah “dapatkah aku pergi
berjihad?” Rasulullah bertanya padanya “apakah kau punya orangtua?” dia berkata
“ya. Bagimu melayani orangtuamu adalah jihad.” (HR. Bukhari)
Disebutkan dalan sunan Nasa’i, seseorang bertanya kepada
Rasulullah “jihad manakah yang terbaik?” dan Rasulullah menjawab “jihad terbaik
adalah seseorang yang berbicara kebenaran melawan penguasa yang dzalim.”
Disebutkan dalam sahih ibn Hibban, bahwa Rasulullah bersabda
“seorang mujahid adalah seorang yang berjuang dan berusaha melawan nafsunya
sendiri untuk Allah. Dan muhajir adalah orang yang pindah dari kebathilan
kepada kebenaran.” Dari semua hadits ini kita mengetahui bahwa jihad terbaik
terus-menerus berubah, tergantung pada situasinya. Ketika Rasulullah
memberitahu seseorang “apakah punya kau punya orang tua? Jihad terbaik adalah
melayani orang tuamu’, Rasullah
mengetahui bahwa orang tuanya membutuhkannya, tidak selalu berarti bahwa melayani orang tua adalah jihad terbaik. Untuk
orang tersebut, karena orang tuanya membutuhkannya, maka baginya, jihad terbaik
adalah melayani orang tuanya. Jadi tergantung pada situasinya, jihad terbaik
berubah-ubah.
Yang harus kita pahami adalah, urgensi nilai jihad tersebut. Jika kita berniat berjihad lantas mengkafirkan saudara sesama muslim, bukankah itu mengurangi nilai jihad tersebut?
0 comments
Post a Comment