Duhai mata celaka yang lebih
banyak tertidur daripada terjaga, celakalah engkau jiwa yang berselimut di
sepertiga malam. Demi arasy yang ditopang malaikat tak berwujud. Bismillah....deru
angin menembus kalbi, menghantam keseluruhan mereka yang didadanya beriman. Demi
Rabb yang merajai hari, aku berlindung dari yang bersembunyi di kegelapan
malam. Duhai hati yang bergemuruh, tenanglah. Wallahi....Dzat yang menggenggam
hati. Maka bergetarlah jiwa mereka jika dibacakan Al Qur’an. Seberapa bilangan
angka untuk menghitung nikmat tuhan, nikmat tuhan mana yang kau dustakan?. Kaki yang berpijak menapaki
jejak, sudah kah kau bersyukur duhai jiwa yang celaka?. Demi mati yang
menggantung di pelipis mata, mengapa kau selalu mengikutiku, tidakkah kau
berhenti sampai aku memejamkan kedua mata. Lantas apa yang diharapkan dari
daging yang dihembuskan ruh oleh Rabb? Kesombongan kah yang kau jadikan
Tuhanmu? Angin, dapatkah kau memberitakan kepadaku berdirinya para kekasih
Tuhanku? Ceritakan juga kepadaku tentang cinta Bilal Bin Rabbah. Kepala yang
mendongak, tunduklah kau pada kerendahan. Takut lah kau akan Tuhan mu. Hati yang
didalamya bersemayam makhluk terkutuk berupa dengki, mati lah kau didasar
relung hati. Tidakkah kau malu mencium harum darah syuhada? Entah mengapa mati
begitu menakutkan, mungkin kecintaanku akan fana lebih besar dari pengetahuan
akan Tuhanku. Keraguan tidak hanya membunuhku perlahan, ia juga menggerogoti
umat, ia bernama munafik. Mungkin sebagaian kita mengenalnya dengan nama yang
lain. Tetap saja ia membunuh perlahan, atau saja kita lalai dalam buaian semu. Kelemahan
hanya tertunduk pada nafsu yang memburu, ya itulah manusia, penduduk langit
memanggil kami demikian. Bukan bidadari yang berletakkan permadani, terlalu
berlebihan menjadi mulia. Seberapapun laut bersedia menuangkan tinta, tetap
saja tidak cukup untuk menceritakan tentang Tuhanku. Apalagi yang mampu
menembus langit berlapis? Iman? Ya...segumpal daging yang meyakini kebenaran
Tuhanku. Bukan kebenaran perkataan manusia yang menjual dirinya atas kehendak
syahwat. Jika ada yang berkata tentang keberuntungan, maka sampaikan padanya
jika terlahir dalam keadaan beriman. Sedangkan
mereka mendustakan kebenaran yang didengarnya. Dan ada pula yang mengeluh atas
rezeki, sedangkan Tuhan sebaik-baik pemberi dan pencegah. Hamdallah...lisanku
terbasahi lafadz kalimah tauhid. Rabb...yang menumbuhkan cinta di dalam dada,
semailah cinta kami kepada orang yang engkau cintai. Dibawah panji Imam Mahdi,
Lillah.. Lillah.. Lillah.. dengan kemuliaan Al Qur’an, limpahkanlah syafaat
duhai kekasihku.
0 comments
Post a Comment