Thursday, 9 May 2013

Busuknya Media Mainstream (Upaya Menghancurkan Islam)

Saya kembali teringat pada tanggal 14 September 2012 LELUCON yang pernah dinyatakan oleh media sekaliber @Metro_TV soal Rohis adalah sama dengan teroris. Mungkin terlalu naif dan dangkal. Mari kita merujuk sebentar pada hadits: Perlindungan Muslim itu (seperti) satu kesatuan, (dapat) diupayakan oleh kalangan bawah Di antara mereka; siapa saja yang mengkhianati seorang Muslim, maka mendapat laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia, Tidak diterima syafaat dan fidyah darinya.' (HR. Bukhari).
Berita yang paling aktual di negeri kita saat ini adalah berita tentang penangkapan dan penembakan beberapa orang yang terduga teroris, Seperti yang kita ketahui bahwa teroris itu bukanlah masalah baru. Terorisme itu bukan hanya karena agama tertentu atau kelompok masyarakat tertentu, tapi terorisme itu ada pada smua kelompok manusia di dunia ini. Meskipun akibat propaganda Amerika dan Negara-negera Barat lain, cap teroris itu dilekatkan pada kelompok islam padahal di negara yang minoritas Islam pun tak terlepas dari kasus yang serupa. Sesuai prinsip dialektika Hegel, kaum Globalis menciptakan 2 kekuatan yang saling berlawanan demokratik Liberal yang diwakili Barat, versus terorisme, yang diwakili Islam politis untuk memaksa kita agar menerima pilihan akhir mereka, yaitu Tatanan Dunia Baru (New World Order). Barat (AS, Uni-Eropa) dan Islam telah berupaya memperbaiki hubungan yang telah lama memburuk akibat agresi militer yang senantiasa dilakukan tentara-tentara Barat terhadap negeri-negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim hingga saat ini. Barat hanya melakukan retorika dengan slogan-slogan perdamaian dan keamanan dunia di balik itu mereka justru melakukan aksi-aksi penjarahan gaya baru demi menguras kekayaan alam negeri-negeri Muslim dengan terlebih dahulu menyebar isu Terorisme di berbagai penjuru dunia. Mitos "Benturan Peradaban" (Clash of Civilizations) Barat dan Islam terus didengungkan ke seluruh penjuru dunia, semata-mata dalam rangka mengobarkan sentimen Dunia terhadap Islam. Upaya mereka tersebut juga membuahkan hasil dengan terciptanya satu kelompok baru yaitu Kelompok Islam Liberal, yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai Islam ala Barat. Keberhasilan Barat menciptakan kelompok ini tak lepas dari pencitraan Barat atas Islam sebagai sebuah agama radikal, fundamental, keras, tak bertoleransi, dengan diperkuat fakta-fakta adanya kelompok Islam radikal yang sebenarnya keberadaannya merupakan rekayasa Barat yang telah lama menciptakan kelompok ini dan semakin mencuat ke permukaan dengan penokohan dan penangkapan orang-orang yang dianggap teroris dengan label-label Islam, padahal Islam bukanlah agama dengan paham radikal, tapi merupakan agama yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang sesama manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah (QS. al-An’âm: 151) Ibn Katsir rahimahullah brkta, "Trdpt larangan, kecaman dan ancaman membunuhmu’ahad (org kafir yg membuat perjanjian dgn pemerintahan Islam) Yaitu orang yang termasuk ahl al-harb (orang kafir yang boleh diperangi) tetapi mendapatkan perlindungan. Peter Goodgame, di dalam artikelnya, The Globalists and the Islamists, mengatakan bahwa kaum Globalis mempunyai andil dalam pembentukan dan pembiayaan seluruh organisasi teroris Abad 20 dan sejarah muka-dua (kemunafikan) mereka masih bisa kita lihat, pada abad 18 ketika Organisasi Rahasia Inggris (British Freemasons) menciptakan sekte tertentu, untuk tujuan imperialistis mereka. Rincian konspirasi ini digambarkan secara gamblang dalam dokumen "kecil" yang sudah banyak diketahui The Memoirs of Mr. Hempher yang dipublikasikan dengan berseri (dalam 7 bagian) di dalam surat kabar berbahasa Jerman, Spiegel dokumen ini merupakan laporan pertanggung-jawaban tangan pertama, oleh Hempher dalam misinya untuk pemerintah Inggris yang mengirimnya ke Timur Tengah untuk menemukan cara meruntuhkan Kesultanan Turki Utsmani (the Ottoman Empire) di antara cara-cara busuk pemerintah Inggris adalah mensponsori rasisme, nasionalisme, alkohol, perjudian, perzinahan dan melucuti hijab perempuan-perempuan Muslim. Namun strategi terpenting mereka adalah ajaran-ajaran bid’ah ke dalam pemikiran kaum Muslim hingga saat ini kemudian mengkritik Islam sebagai pelopor agama teror. Di kalangan pengamat internasional memang ada pandangan mengenai dua jenis teror yang sangat berbeda pertama, teror yang dilakukan kaum tertindas. Ini biasanya skala destruksinya kecil-kecilan dan terbatas seperti teror ala Taliban, Alqaidah, dan kelompok kecil kalangan tertindas lainnya. Jenis kedua adalah teror resmi yang disponsori negara, didkung oleh angktan bersenjata dengan menggunakan operasi intelijen, dan didukung dana tak terbatas ini dapat dilihat dari teror AS terhadap Irak, Palestina, yang telah membunuh paling tidak 600 ribu kaum sipil Irak juga teror AS di Afghanistan dan teror sporadis yang dilakukan ke negara Timur Tengah kesalahan fundamental dan fatal di AS adalah secara sadar dan sengaja, mereka tidak pernah mau dan tidak pernah berani melihat akar permasalahan kezaliman yang terjadi di Timur Tengah, Pemerintah AS telah menjalankan pakem atau aturan baku politik luar negeri AS, yaitu mengupayakan supremasi, dominasi, dan hegemoni AS di seluruh penjuru dunia dari segi ekonomi, politik, diplomasi, bahkan militer. Kalau kita mau jujur, fenomena Alqaidah adalah sbuah hal yang abnormal Alqaidah aadalah fenomena kenekatan dan frustrasi yang menyundul titik maksimal. Sangat sulit membayangkan ada gerakan teror, seperti Alqaidah Seandainya tidak ada penindasan bangsa Palestina oleh Israel dan kaum Zionis yang didukung secara finansial, diplomasi, politik, bahkan militer oleh AS. Aksi terorisme yang dilakukan oleh kaum tertindas sampai kapan pun tidak pernah bisa dibenarkan ada aturan dalam ayat suci Al-Qur’an yang tidak boleh membunuh satu orang yang tidak berdosa dan tidak boleh membuat kerusakan di bumi karena itu, cara umat Islam membangun kekuatan bukan dengan cara terorisme memang sangat sulit untuk mengambil kesimpulan jika kita hanya berdasar pada opini masyarakat yang beragam maka bertanyalah pada Al Qur’an dan As Sunnah. WHO ARE THE REAL TERRORIST?.

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply