Thursday 20 June 2013

#FaktaBBMharusNaik

Lagi-lagi isu BBM, tidak ada habisnya untuk dibahas. Namun kita harus objektif dalam menanggapi isu, saya juga pernah menulis sebelumnya mengenai kenapa BBM harus naik, ada beberapa Fakta Dibalik "Harus" Naiknya Harga BBM.

Fakta 1 : Produksi Crude Oil RI kian turun. Skrg hny 840.000 barrel per day (bpd). Sementara konsumsi domestik hampir 1.4 juta bpd

Fakta 2 : dari produksi 840.000 bpd tsb, ada hak atau bagian kontraktor, asumsikan rata-rata 20%. Hak RI = 672.000 bpd. Artinya RI harus impor atau beli kekurangan BBM (crude oil & product) sebanyak 728.000 bpd. Setahun = 265,720 juta barrel

Fakta 3 : tahun 2011 RI via Petral mengimpor 266.5 juta barrel BBM. Product Oil = 200.5 juta barrel dan Crude oil = 66 juta barrel. Kenapa RI impor sebegitu banyak Product Oil (gasoline, diesel dst) dibandingkan Crude oil ? Kilang (Refinery) yang ada di RI speknya lebih banyak diperuntukan untuk bahan baku Crude Oil jenis Light Oil (WTI, arabian & africa dsj). 

Disamping itu, Fakta 5 : Kapasitas kilang terbatas / kurang. 


Kenapa RI bangun Kilang yang berbahan baku Light Oil bukannya Crude jenis Produksi sendiri (Minas dll) ? Ada apa ini ??. 

Fakta 6 : karena Kilang butuh kepastian supply bahan baku crude jangka panjang. RI tdk mampu sediakan. Cadangan minyak RI tipis. Cadangan minyak RI diprediksi habis tahun 2022. Sumur-sumur kering. Minyak tak menetes lagi dari bumi Indonesia. KOSONG !! Investor tidak mau rugi jika bangun Kilang di RI. Investasinya besar sekali. Sebab itu Kilang yang dibangun harus dipastikan supply BBnya. Supply yang terjamin adalah crude jenis WTI atau arabian & african oil. Kilang2 dibangun disesuaikan dengan jaminan pasokan bahan baku

Berdasarkan fakta-fakta tadi, maka Crude oil produksi RI itu terpaksa dijual / ekspor ke LN. Kita impor crude & product dari LN. Apakah semua Crude RI dijual? Tentu tidak. Sebagian saja yang merupakan sisa kelebihan atau yang tidak bisa diolah oleh Kilang di RI.

Fakta 7 : berapa harga produksi product oil (gasoline, diesel dst) ? Murah. Hanya 0.30 sd 0.60 USD per gallon (3.75 liter). Artinya, jika crude oil RI sendiri yang diolah, maka tanpa masukan harga BB nya, harga bensin dan solar = USD 0.60 : 3.75 = Rp. 1600 /ltr. Rp. 1.600 ini adalah biaya produksi minus biaya bahan baku (crude oil) + transportasi + margin SPBU dll + pajak = Rp. 2.500-3000/ltr. Asumsi seperti tadi itulah yang selalu JADI DASAR harga BBM oleh segelintir orang yang menolak kenaikan BBM. Mereka TUTUPI fakta-fakta yang ada hehehe :D

Jika RI seperti Negara-negara Arab atau Venezuela yang produksi crude oilnya melimpah, asumsi itu SAH !!. Tapi faktanya RI ini IMPORTIR minyak. Tidak tanggung-tanggung, 266 juta barrel per tahun !! Artinya, biaya produksi included biaya bahan baku. Artinya, harga BBM RI terpaksa mengikuti harga pasar dunia. Fakta-fakta inilah yang dipelintir oleh sebagian dari kita yang TAK PEDULI !. 

Fakta 8 : Isu BBM selalu dijadikan Isu Politik oleh politisi dan tokoh-tokoh tertentu untuk SERANG pemerintah dan CARMUK di depan rakyat. Para Tokoh, Politisi, Aktivis-aktivis itu bukannya ikut menjelaskan ke rakyat bagaimana MERUSAKNYA subsidi BBM tersebut. Tapi malah jadi KOMPOR. Dengan dalih kepentingan rakyat MEREKA teriak dan provokasi mahasiswa (yang bodoh malas) untuk menentang pengurangan subsidi BBM. MEREKA para politisi, tokoh dll itu MENIKMATI sikap mereka yang tercela itu. Menjadi pengkhianat bagi Kepentingan Rakyat yang sesungguhnya. MEREKA bukan NEGARAWAN. Mereka bukan pembela rakyat sejati. Mereka hnya bela kepentingan diri, golongan atau partainya sendiri

Fakta 10 : Presiden SBY ternyata juga MENIKMATI protes-protes semua pihak yang anti pengurangan subsidi BBM itu. SBY ikuti dengan senang hati. Bagi SBY yang TERPENTING adalah kekuasaan dan posisinya AMAN. Dia tidak mau all out beri pemahaman kepada rakyat Indonesia. EGP katanya hehe.

Fakta 11 : bahkan dengan BBM murah tsb, orang2 sekitar SBY, oknum Pertamina / BPH Migas, oknum2 aparat, penyelundup dll : UNTUNG BESAR !. Kenapa ? Karena BBM bersubsidi bisa 'dimainkan'. Digelapkan dan dialihkan ke industri, tambang, pabrik-pabrik dengan harga di bawah non subsidi. BBM bersubsidi bisa dimainkan dgn selundupkan ke LN. Harga di spore 12.000/ltr. Di RI 4.500/liter. Jual harga 7000/ltr ke LN. Sedap ! 

Fakta 12 : anggaran atau pagu BBM bersubsidi selalu JEBOL. Diatas quota. Kok bisa? Konsumsi BBM naik drastis. Kemana? Diselundupkan ! 

Fakta 13 : terjadi kelangkaan BBM dimana2. Diseluruh Indonesia. Meski quota sdh habis. Rakyat menjerit. DPR terpaksa setuju tambah. Maka terjadilah keanehan setiap tahun. Sejak 2009 sampai sekarang. BBM subsidi selalu langka. Padahal kuota naik lebih tinggi dibandingkan GROWTH. Mahasiswa Ekonomi semester I pun tahu jika melihat anomali BBM ini. Yaitu : ADA PERMAINAN. Ada Mafia BBM. Akibat DISPARITAS/selisih harga. Bagaimana solusinya ? Hanya 2 : hapuskan disparitas harga atau tegakkan hukum pada Mafia BBM itu. Mampukah RI tegakkan hukum? Hehe 

Fakta14 : Subsidi BBM SANGAT beratkan keuangan negara. Jika tidak dikurangi, akhir 2013, total subsidi BBM & energi sejak 2009 tembus 800 T. 

Fakta 15 : Pemerintah terpaksa UTANG utk tutupi subsidi BBM yg menjebol APBN. Selamat..utang RI sudah Rp. 1988.87 Triliun per feb 2013

Fakta 16 : akibat subsidi BBM/energi yang sangat besar (tahun ini bisa capai 356 T), APBN tidak punya dana cukup untuk pembangunan/kesejahteraan. Jalanan hancur dimana-dimana, jalan, jembatan, pelabuhan baru tidak bisa dibangun. Listrik defisit. RS, Sekolah, dll dikurangi. BABAK BELUR. Fakta 

17 : Infrastruktur yang hancur (plus birokrasi korup, tidak ada kepastian hukum dll) menyebabkan investasi baru terhambat. Ogah masuk. Mana ada investor waras yang mau tanamkan modal buat pabrik, industri, hotel dll kalau listrik tak ada, jalanan hancur, pelabuhan macet. Lalu kok masih ada juga investor yang nekad PMA /PMDN ? Itu adalah investor kelas II, III atau yakin untung besar karena keruk SDA RI. 

Fakta 18 : tidak ada teori ekonomi makro didunia ini yang rumuskan : Subsidi produk primer yang timbulkan disparitas harga pada pasar = BAIK". Semua subsidi bebas produk primer yang timbulkan disparitas harga = DESTRUKTIF ! Merusak. Koruptif. Kecuali jika Tuhan jadi Presiden RI hehe. Jadi..bagaimana ? Masih mau nolak subsidi BBM yang hanya untungkan rezim SBY dan kroni-kroninya? Hanya perkaya mafia-mafia BBM? Mau ? Kalau saya : NO WAY !. Mau sih..tapi bagaimana dampaknya terhadap rakyat kecil ?? Nah itu dia ! Yang penting sepakat dulu subsidi BBM itu harus dikurangi. Itu dulu. Setelah itu baru dirumuskan solusi pengurangan dampak bagi rakyat kecil. Jika subsidi dicabut total : ada 300 T dana yang bisa diatur baik. Uang pengalihan dari subsidi BBM itu sebagian untuk : jaminan mempertahankan kesejahteraan rakyat yang terkena dampak naiknya harga BBM. Sebagian bisa untuk bantuan program ekonomi kerakyatan : program stimulus ekonomi, progam padat karya dll...pemerintah pasti lebih tahu. JAGO

Sekian..... :D

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply