Thursday 6 June 2013

Gus Dur

Gus Dur atau abdurrahman wahid lahir di Jombang, Jawa Timur 4 Agustus 1940. Semasa hidup dinilai sebagian orang sebagai tokoh fenomenal meski tidak pernah tamatkan kuliahnya, Gus Dur dikenal sebagai intelektual dan pembela hak-hak minoritas. Selepas SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) kemudian dia masuk pesantren selama 3 tahun Saat di SMEP itu Gus Dur banyak melahap baca buku-buku bacaan berat seperti Das Kapital Karl Max, Filsafat Plato, Thalles, Bochner dst. Saat di SMEP tersebut Gus Dur sangat dekat dan dipengaruhi salah seorang gurunya yang bernama Rubiah yang juga aktivis Gerwani (PKI). Rubiah ini yang sangat mempengaruhi sikap dan karakter Gus Dur dalam perjalanan hidupnya kelak sebagai tokoh bangsa. Setelah nyantri di Magelang, Gus Dur pulang kampung ke Jombang dan lanjut nyantri di Pesantren Tambak Beras Jombang. Kemudian Gus Dur dapat beasiswa studi ke Departement of Higher Islamic and Arabic Studies Univ Al Azhar Kairo Mesir. Namun sayangnya Gus Dur gagal menyelesaikan kuliahnya, kena drop out dari Al Azhar karena nilai-nilai nya jeblok. Kena drop out dari Al Azhar, Gus Dur malah minta dinikahkan sama Siti Nuriyah melalui bantuan KH Bisri Syamsuri untuk meminangnya. Gagal studi di Mesir, Gus Dur lalu ke Irak masuk Fakultas Adab. Di sini pun Gus Dur gagal lagi selesaikan kuliahnya. Drop out lagi hehe :D. Gus Dur malah sibuk aktif terlibat sebagai pengurus inti Partai Ba’ath, Partai aliran sekuler milik Sadam Husein, Diktator Irak. Di Partai Ba’ath ini Gus Dur semakin larut dalam konsep dan nilai-nilai sosialisme yang memisahkan agama dari kehidupan politik. Gus Dur merasa berjodoh dgn Partai Ba’ath yg usung paham marxisme. Partai ini didirikan oleh Michael Afiaq, Kristen Ortodoks (Maronit). Pulang dari Irak Gus Dur bantu mengajar di Pesantren kedua kakeknya di Jombang, Denanyar dan Tebuireng, Jatim. Gus Dur juga sempat mengajar di Fak Ushuludddin, Univ Hasyim Asyari dan SMA di Pesantern tersebut. 

Gus Dur sempat diberi amanah oleh Yayasan Alumni Timur Tengah untuk kelola pesantren di Ciganjur, Jaksel tapi tidak dijalankan beliau setelah ditegur berkali-berkali, Gus Dur malah kemudian meninggalkan pesantren tanpa sebab yang jelas. Saat Gus Dur jadi Ketua PB NU, beliau juga jadi ketua Dewan Kesenian Jakarta dan anggota Badan Sensor Film (BSF) 

Kekecewaan terbesar umat Islam terhadap Gus Dur pertama kali terjadi karena sikap Gus Dur yang beri pembelaan dan dukung tragedi Tanjung Priok. Gus Dur malah membenarkan aksi militer yang membantai mati banyak umat islam priok yang dikomandoi Pangab saat itu LB Moerdani Bahkan Gus Dur nekad membawa Jenderal LB Moedani ke pesantren-pesantren untuk mencari pembelaan atas tragedi berdarah priok tersebut. Tragedi Priok yang terjadi pada thn 1984 itu dimanfaatkan Gus Dur untuk dapat akses melobi pemerintah agar beri dukungan padanya. Berkat dukungan pemerintah saat itu, Gus Dur berhasil menjadi Ketum Tanfidziyah NU menggulingkan KH Idham Chalid. Kehadiran Gus Dur yang sekuler dan liberal sangat disukai oleh Pemerintah Orba saat itu qq Militer qq Jenderal LB Moerdani. 

Pada 1995 dalam muktamar PB NU di Tasikmalaya, Jawa Barat, Gus Dur kembali terpilih jadi Ketum PB NU dgn bantuan besar tokoh-tokoh sosialis. Tokoh2 yang berperan besar pertahankan Gus Dur sebagai Ketum PB NU adalah : Marsilam Siamjuntak, SAE Nababan, Hary C Silalahi, R Tolleng dst. Kemenangan di PB NU tersebut dirayakan Gus Dur, Marsilam cs di Cassablanca discotik yang juga dihadiri tokoh-tokoh LSM sosialis / marxist (Guse Nur). Selain menjabat Ketua PB NU Gus Dur juga jabat ketua Fordem (Forum Demokrasi), LSM yang sengaja dibentuk untuk tandingi tandingi ICMI. Gus Dur memang paling anti pada ICMI yang dianggapnya sektarian. Padahal saat itu adalah masa ketika rezim Orba mau kembali rangkul Islam. 

Mualafnya Tien Suharto yang kemudian disusul Pak Harto jadi pemeluk Islam (sebelumnya kejawen bhirawa), berdampak pada Islam dan pemerintah. Islam yang selama puluhan tahun dipinggirkan dan dicurigai sebagai musuh negara, kembali dirangkul oleh pemerintah Orde Baru. Gus Dur juga tercatat sebagai anggota DIAN (Dialog Antar Iman) yang berpusat di Univ Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah.  Gus Dur juga menjabat sebagai anggota Institute Shimon Peres, Lembaga Yahudi Terkemuka yang berpusat di Tel Aviv Israel. Protes mayoritas umat Islam kepada Gus Dur karena keanggotaannya di Shimon Peres Institute dicuekin Gus Dur meski pun fakta sejarah buktikan Shimon Peres adalah mantan PM Israel yang bertanggungjawab atas pembantaian puluhan ribu muslim Palestina. Gus Dur malah makin melawan pendapat mayoritas islam Indonesia dengan mengirimkan sejumlah kader-kader NU ke lembaga-lembaga pendidikan Israel. Sikap Gus Dur yang lukai umat Islam Indonesia dan dunia itu akhirnya menyebabkan beliau didamprat habis oleh sesepuh NU, KH Ali Maksum. 

Selain dimarahi habis-habisan oleh KH Ali Maksum (pengasuh pondok pesantren krapyak), KH As’ad Syamsul Arifin juga marah besar pada Gus Dur. Hingga akhir hayatnya, KH As’ad tetap pertahankan sikap berlepas diri (bermunafaroqoh) terhadap Gus Dur. Ga mau kenal dan komunikasi KH Asa’ad mengibaratkan Gus Dus yang Ketua PB NU sebagai imam yang kentut sehingga keimamannya batal dan nahdliyin tidak boleh mengikuti Gus Dur. KH Asa’ad sudah pada sikap frustasi/ menyerah /angkat tangan karena tak mampu lagi menasihati Gus Dur agar kembali ke jalan yang benar. Tak kurang juga KH Ali Yafie hampir saja mengundurkan diri dari kepengurusan NU karena protes dan marah besar pada kelakuan Gus Dur. Kemarahan terbesar KH AlinYahfie adalah saat Gus Dur menerima dana yang berasal dari judi nasional, SDSB. 

Paman Gus Dur yakni KH Yusuf Hasyim pernah mengungkapkan keputusaannya dalam menasihati Gus Dur yang gemar berfikiran aneh dan miring. Budayawan terkemuka Emha Ainun Najib dalam sebuah tulisannya di media nasional mentamsilkan gaya Gus Dur sebagai Gaya Kebo : Pura-pura bego. Meski nasihat itu datangnya dari para ulama sepuh NU atau tokoh besar lainnya, Gus Dur selalu tak peduli. Pura-pura bego saja, kata Emha AN. Para ulama NU atau pun ulama lainnya pernah murka kepada Gus Dur ketika beliau usulkan pelarangan gerakan Dakwah di Indonesia. Menurut Gus Dur saat itu, bila gerakan Dakwah Islam oleh para Dai atau  Ustad-ustad dibiarkan, RI akan hancur seperti terjadinya tragedi di Aljazair. Lebih nekad lagi Gus Dur berpendapat bahwa Islam tidak boleh berkuasa di Indonesia sebab hanya akan lahirkan pembantaian terhadap minoritas. Upaya Gus Dur yang membela kelompok minoritas di RI sangat dihargai oleh semua kalangan, termasuk dukungan umat Islam yag mayoritas di RI. 

Persoalan, polemik atau kontroversi yang ditimbulkan oleh Gus Dur utamanya selalu disebabkan karena sikapnya yang malah merugikan umat Islam. Menurut para ulama saat itu, Gus Dur dan siapa saja dapat bela kepentingan minoritas secara harmonis dan sejalan dengan kelompok mayoritas. Sebagian ulama tuduh perilaku Gus Dur yang terlalu bela minoritas dan malah dikriminasi/tidak adil terhadap umat islam hanya untuk dapat perhatian dunia. Saat meletus kerusuhan Situbondo yang diantaranya menyebabkan sejumlah gereja terbakar, Gus Dur langsung minta maaf pada Paus di Vatikan. Permohonan maaf Gus Dus ini bagus & diapresiasi semua kalangan. Tapi, ketika Gus Dur mulai menuduh tokoh-tokoh islam tertentu, umat jadi marah. Tidak tanggung-tanggung Gus Dur saat itu menuduh Amin Rais, Adi Sasono, Eky Syachrudin dll sbg dalang kerusuhan Situbondo. Rakyat jadi geger ! Gus Dur memang sangat reaktif. Bahkan terlalu reaktif jika ada rumah ibadah atau kelompok minoritas dizalimi.  Namun, sebaliknya jika mesjid atau umat islam yang dizalimi, Gus Dur akan diam seribu bahasa. Alasannya : Khan sudah banyak yang bela hehe. 

Gus Dur memang suka nyeleneh. Kadang malah dituduh asal bunyi. Dulu pernah mengejek Suharto sebagai presiden goblok. Namun cepat-cepat diralatnya. Gus Dur juga suka meramal atau prediksi sesuatu hal, namun banyak kelirunya. Contoh ketika Gus Dur bilang Mbak Tutut pasti jadi Presiden. Ketika Tutut tidak jadi Presiden, Gus Dur dengan enteng jawab : “Itu kan hanya alasan saya saja untuk bisa dekati keluarga cendana hehe”. “Toh kan akhirnya, saya yang jadi Presiden hehehe” kata Gus Dur lagi. Cerdas, nyeleneh sekaligus edan ?. 

Saat konflik internal PDI tahun 1996, Masyarakat Ilmu Pengetahuan Indo (MIPI) kritik intervensi pemerintah pada PDI. Eh Gus Dur sebaliknya Gus Dur malah cerca dan ejek tokoh MIPI al : DR Affan Gaffar, Prof Nazaruddin Sjamsuddin, DR Riswanda H cs sebagai “Intelektual Tukang”. Kontan saja ejekan Gus Dur tersebut dibalas Dr. Affar Gaffar dengan bilang bahwa Honor dia sebagai pembicara seminar hanya 600 ribu bukan 600 juta. Maksud ucapan Affan tersebut adalah menyindir Gus Dur yang diketahui menerima uang 600 juta sehabis membela Tabloid Monitor yang hina Rasulullah  informasi bahwa Gus Dur terima uang suap 600 juta dari tabloid Monitor diperoleh dari KH Hamid Baidlowi, Ipar Gus Dur sendiri. Gus Dur terima uang tersebut melalui adik mantan sekjen PB NU Anwar Nuris yang bekerja di Gramedia. Gus Dur tidak pernah laporkan uang tersebut ke NU. Banyak kisah miring tentag Gus Dur. Apakah benar atau salah semua terpulang kepada keyakinan masing-masing. Saya berharap tuduhan tersebut tidak benar. 

Ketika juga Gus Dur dituduh menfitnah KH Abu Hassan yang jg rivalnya di Muktamar NU Cipasung 1995 yang dituduh GD terima uang US$ 12 juta. Gus Dur menuduh Abu Hasan tilep uang USD 12 juta suap dari jepang sebagai fee proyek peti kemas di Tj Priok. Proyek batal, fee ga dibalikan. Abu Hasan akhirnya laporkan Gus Dur ke Kejati. Kemudian entah apa sebabnya, kasus tersebut akhirnya menguap. Damai? Ga jelas juga. Pada Nov 1996 di terkait Situbondo, Gus Dur menyebut beberapa orang : amin rais, adi sasono, djaja suparman dll sebagai dalang ops naga hijau. Jan 1997 Gus Dur Tuduh Yayasan Humanika, Adi S &Eggy Sujana sebagai dalang kasus Tasikmalaya. Ketua Humanika adrianto laporkan Gus Dur ke Polda. Akhirnya Gus Dur pun mengaku salah & minta maaf secara terbuka kepada tokoh-tokoh yang dituduhnya tadi. Gus Dur bilang nama-nama tersebut dari orang lain. Gus Dur pernah menuduh Mesjid Al Falah Surabaya & Mesjid Khadijah Malang sebagai pusat penyebaran selebaran gelap. Tak terbukti, minta maaf. 

Okt 1998 dalam kaitan peristiwa pembunuhan sejumlah dukun santet di Banyuwangi, Gus Dur lagi-lagi tuduh AS agta kabinet dan ES sebagai dalangnya. Eggy sudjana segera datangi Gus Dur dan langsung Gus Dur ralat dengan sebut Eyang Suharto sebagai pihak yang berinisial ES yang dituduhnya itu. Jan 1999 Gus Dur bikin heboh dengan sampaikan ke umum bahwa dalang kerusuhan Ambon adalah tetangga dekatnya di Ciganjung yang berwajah brewok. Rakyat langsung menduga Yoris Th Raweyai Ketua Pemuda Pancasila sebagai tokoh yang dimaksud Gus Dur. Yoris protes terbuka, Gus Dur lalu ralat. Masih terkait ambon, Gus Dus sebut Majyen K sebagai dalang kerusuhan. Kivlan tidak trima dituduh Gus Dur & langsug sambangi beliau. Beliau lagi-lagi koreksi bahwa yang dimaksudnya mayjen K itu adalah Mayjen Kunyuk. 

April 99 Partai Golkar diserang massa PDIP di Purbalingga. Namun Gus Dur lantang bantah dan bilang itu adalah org2 Golkar sendiri. Terkait kerusuhan Luquica, Timor Timur, Gus Dur kembali sakiti umat islam dan ABRI dengan tuduh kerusuhan tersebut didalangi ABRI 'Islam Kanan'. Gus Dur sebagai tokoh nasionalis semakin berkibar ketika beliau saat jabat Ketua PB NU jadi tokoh terdepan yang terima azas tunggal Pancasila. Padalah saat itu hampir semua ormas Islam sudah sepakat untuk menolak diberlakukannya azas tunggal Pancasila secara paksa oleh rezim Orba. 

Langkah Gus Dur yang dinilai luar biasa dalam politik adalah ketika Gus Dur mengajak NU keluar dari politik dan kembali ke khittah 1926. Keputusan Gus Dur tersebut dimaksudkan untuk kembali menyatukan keluarga besar Nahdliyin yang saat itu dianggap terkotak-kotak/tercerai berai. Sayangnya langkah Gus Dur tersebut dicurigai dan dituduh umat Islam sebagai upaya penggembosan PPP yang selama Orba dianggap sebagai Rumah Politik NU. Sejak Partai NU berfusi ke PPP pada tahun 1973, PPP sudah dianggap sebagai partai umat NU dll. Langkah Ke Khittah Gus Dur dinilai lemahkan PPP. Sikap dan perilaku Gus Dur memang fenomenal. unpredictable. Sering kontroversial. Tapi itulah Gus Dus. Banyak dicaci sekaligus dipuji. Dunia mengakui Gus Dur sebagai tokoh pluralisme meski di kalangan tertentu di Indonesia dianggap sering lukai hati umat Islam. Mungkin fikiran dan gagasan Gus Dur sering melampaui jamannya. Juga Gus Dur usulkan penggantian ucapan salam dengan selamat pagi dll. Ungkapan populer yang sering diucapkan Gus Dur adalah : "Tuhan itu tak perlu dibela !" Ucapan tersebut penuh makna dan tidak semua pahami. Dalam menghadapi masalah besar pun Gus Dur mampu bersikap santai dengan selalu ucapakan "Ya sudah, gitu aja kok repot". Masih banyak sisi lain dari Gus Dur yang akan kita sambung pembahasannya. Memahami Gus Dur itu harus utuh dan objektif dengan plus minusnya.

Next time kita lanjutkan Gus Dur Lanjutan.

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply