Friday 23 December 2016

JIKA AKU BERJIHAD, UNTUK ALASAN APA?

Di zaman sekarang kata yang paling salah dipahami dalam islam adalah jihad. Ini bukan hanya salah dipahami oleh non muslim, bahkan umat muslim sendiri salah paham akannya. sebagian besar non muslim, begitu juga muslim berpikir bahwa perang apapun, yang dilakukan oleh muslim manapun, untuk alasan apapun, entah itu untuk keuntungan pribadi, entah itu untuk kebenaran, entah itu untuk nama, entah itu untuk daerah kekuasaan, entah itu untuk kekayaan, entah itu untuk kekuatan, disebut sebagai jihad. Jihad bukan berarti perang manapun yang dilakukan oleh muslim manapun, , entah itu untuk kebenaran, entah itu untuk nama, entah itu untuk daerah kekuasaan, entah itu untuk kekayaan, entah itu untuk kekuatan. Jihad adalah kata arab yang berasal dari kata arab “jahada” yang berarti “berjuang atau berusaha.” Dalam konteks islam, jihad berarti berjuang dan berusaha melawan kecenderungan jahat dari diri sendiri.jihad artinya untuk berjuang dan berusaha untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik. Jihad artinya untuk berjuang dan berusaha melawan penindasan. Jihad juga berarti untuk berjuang dan berusaha di medan perang untuk melindungi diri sendiri (self-defense). Jihad pada dasarnya berarti “untuk berjuang dan berusaha.” 

Jika seorang murid berusaha dan berjuang untuk melewati sebuah ujian, dalam bahasa arab, kita mengatakan dia sedang berjihad. Dan banyak orang berpikir bahwa jihad hanya bisa dilakukan oleh muslim. Ada ayat-ayat dalam Al Qur’an yang berkata bahwa bahkan non muslim pun berjihad. Allah berfirman dalam Qur’an di surah Luqman (31): 14 “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” Lalu di ayat berikutnya, surah Luqman (31): 15”Dan jika keduanya memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik."

Disini qur’an mengatakan bahwa orang tua non muslim yang berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain selain Tuhan (syirik), “maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergauliah keduanya dengan baik”.  Kalimat yang sama diulang lagi surah Al Ankabut (29): 8 "Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan Aku (Allah), maka jangan lah kamu mengikuti keduanya” 

Disini qur’an mengatakan bahwa orang tua non muslim berjihad, mereka berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka berbuat kesyirikan, atua menyekutukan Tuhan. Jihad ini disebut sebagai jihad fi sabili syaithan (jihad dijalan setan). Apa yang harus dilakukan seorang muslim adalah jihad fi sabilillah (jihad dijalan Allah). Normalnya, ketika kau menggunakan kata jihad, ini maksudnya jihad fi sabilillah, jihad dijalan Allah, kecuali ada hal tertentu. Hampir semua orientalis menerjemahkan kata “jihad” menjadi “perang suci (perang atas nama agama).” 

Dan sayangnya, banyak orang yang mengaku sebagai “ulama muslim”, bahkan mereka menerjemahkan jihad sebagai perang suci (perang atas nama agama). Perang suci jika diterjemahkan dalam bahasa arab adalah “harbun muqqaddasah.” Jika kau membaca qur’an, kata harbun muqqaddasah tidak ada sama sekali dalam qur’an. Dan tidak ada hadits dari Rasulullah Muhammad s.a.w dimana kata “harbun muqqaddasah” disebutkan. Kata “perang suci” ini pertama kali ditujukan untuk mendefinisikan perang salib yang dilakukan umat kristen. Jika kau membaca sejarah, beberapa abad yang lalu, tentara salib kristen melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan ribu umat manusia dalam nama kekristenan. Jika kau membaca sejarah, jumlah manusia yang terbunuh atas nama agama, adalah atas nama kekristenan. 

Dan mereka menyebut ini sebagai “perang suci (perang untuk agama)”. Dan di zaman sekarang , mereka menggunakannya untuk kata arab “jihad.” Fundamentalis pertama kali ditujukan untuk menggambarkan tentara kristen, tapi sekarang malah digunakan untuk muslim. Jadi jihad bukan berarti “perang suci”, jihad artinya “berjuang dan berusaha.” Cara terbaik untuk memahami arti kata “jihad” adalah dengan memahami apa yang dikatakan kitab suci umat islam tentang jihad, apa yang disebutkan dalam qur’an dan hadits sahih Rasulullah Muhammad s.a.w. ketika kita membaca qur’an, kita menjadi tahu. Disebutkan dalam qur’an surah Al-Hajj(22): 78 "Dan berjuanglah (berjihadlah) kamu pada jalan Allah dengan perjuangan (jihad) yang sebenar-benarnya. Dia (Allah) telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu  dalam agama suatu kesempitan.”
Allah berfirman dalam qur’an di surah At-Taubah (9): 20 "Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjuang (berjihad) di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Rasulullah s.a.w. bersabda (HR. Bukhari) Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda “orang yang berjihad di jalan Allah,  dan Allah Maha mengetahui siapa yang berjihad (berjuang dan berusaha di jalan Allah), orang yang berjuang dan berusaha di jalan Allah,  dan Allah Maha Mengetahui siapa yang berjuang dan berusaha di jalan Allah, bagaikan orang yang terus-menerus berpuasa dan melaksanakan shalat. Dan Allah telah menjanjikan surga baginya jika dia terbunuh di medan perang atau Allah mengembalikannya dengan selamat  dengan pahala dan harta rampasan perang. 

Disebutkan dalam surah Al-Ankabut(29): 6 " Dan barangsiapa yang berjihad (berusaha dan berjuang dijalan Allah), maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta).
Jadi jika kau berjuang di jalan Allah (berjihad), maka manfaatnya untuk dirimu sendiri, ini bukan untuk Allah, karena Allah tidak butuh bantuan apapun dari makhluk-Nya. Dia terbebas dari segala kebutuhan, patut atas segala pujian.

Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah “dapatkah aku bergabung dalam jihad?” dan Rasulullah menjawab “haji yang sempurna adalah jihad terbaik untukmu.” (HR. Bukhari)
Seseorang bertanya kepada Rasulullah “dapatkah aku pergi berjihad?” Rasulullah bertanya padanya “apakah kau punya orangtua?” dia berkata “ya. Bagimu melayani orangtuamu adalah jihad.” (HR. Bukhari)

Disebutkan dalan sunan Nasa’i, seseorang bertanya kepada Rasulullah “jihad manakah yang terbaik?” dan Rasulullah menjawab “jihad terbaik adalah seseorang yang berbicara kebenaran melawan penguasa yang dzalim.”

Disebutkan dalam sahih ibn Hibban, bahwa Rasulullah bersabda “seorang mujahid adalah seorang yang berjuang dan berusaha melawan nafsunya sendiri untuk Allah. Dan muhajir adalah orang yang pindah dari kebathilan kepada kebenaran.” Dari semua hadits ini kita mengetahui bahwa jihad terbaik terus-menerus berubah, tergantung pada situasinya. Ketika Rasulullah memberitahu seseorang “apakah punya kau punya orang tua? Jihad terbaik adalah melayani orang tuamu’,  Rasullah mengetahui bahwa orang tuanya membutuhkannya, tidak selalu berarti bahwa  melayani orang tua adalah jihad terbaik. Untuk orang tersebut, karena orang tuanya membutuhkannya, maka baginya, jihad terbaik adalah melayani orang tuanya. Jadi tergantung pada situasinya, jihad terbaik berubah-ubah.

Yang harus kita pahami adalah, urgensi nilai jihad tersebut. Jika kita berniat berjihad lantas mengkafirkan saudara sesama muslim, bukankah itu mengurangi nilai jihad tersebut? 

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply