Tuesday 25 June 2013

Mitos #Jawa dan Kediktatoran #Suharto part II

Seperti yang sudah saya janjikan dan sebelumnya sudah pernah kita bahas terlebih dahulu mengenai kebenaran sejarah #Suharto dan kebohongan yang terkoordinasi dengan baik. Bangsa Indonesia dipaksa untuk menelan mentah-mentah kebohongan itu, sudah saatnya generasi muda untuk bangkit dari kebodohan dan kebohongan. Seperti yang sebelumnya saya tulis, sila dibaca >> Mitos #JAWA dan Kediktatoran #Suharto kali ini kita bahas kelanjutan pemerintahan Suharto.

Bismillah.....

Suharto membina dan besarkan ratusan - ribuan konglomerat cina kemudian kecewa dan shock berat karena jasanya dibalas air tuba oleh mereka. Kekecewaan terbesar Suharto pada konglo-konglo cina tersebut pertama kali terjadi saat Suharto kumpulkan konglo-konglo tersebut di Tapos. Saat itu Suharto minta para konglo cina yang dipimpin Liem Sioe Liong untuk membantu penyediaan dana 2.5-5% dari laba bersih mereka untuk UKM. Suharto shock ketika Liem Sioe Liong atas nama ratusan konglo cina menolak permohonan Suharto untuk pendanaan pengembangan UKM Indonesia. Para konglomerat cina tersebut menolak usulan Suharto agar sediakan 2.5-5% laba konglo untuk UKM dengan alasan mereka selama ini banyak kena pungutan. Konglo-konglo cina itu mengeluhkan pungli, suap, peras oleh pejabat dan birokrasi. Mereka tidak mau sisihkan 2.5-5% laba. Mereka juga sudah bayar pajak. Para konglo cina itu merasa apa yang sudah mereka bayarkan selama ini sudah lebih dari cukup untuk balas jasa luar biasa suharto terhadap mereka. Suharto kaget ! Terpukul dengar jawaban ratusan konglomerat cina tersebut. Tidak menyangka air susu madunya dibalas air comberan oleh para konglo. Sesuai karakternya yang tenang, sambil tersenyum Suharto mengangguk-anggukkan kepalanya seolah-olah pahami dan mengerti alasan penolakan konglo cina tersebut.

Saat itu tekanan/desakan dari rakyat/ publik agar Suharto mulai fokus bantu bisnis pribumi, UKM dan koperasi sedang kencang-kencangnya. Rakyat mulai berani bersuara atas ketidakadilan regim Suharto yang selama puluhan tahun beri privilige /keistimewaan pada pengusaha tionghoa. Luar biasa besar bantuan dan ke istimewaan yang dilimpahkan Suharto pada para pengusaha tionghoa. Puluhan tahun. Berbagai macam bentuknya. Bantuan/kebijakan Suharto yang pertama adalah saat dia terbitkan PP yang hapuskan ancaman hukuman bagi WNI tionghoa terlibat PKI. Boleh masuk RI. WNI etnis cina yang keterlibatannya pada PKI baru pada taraf simpatisan atau donatur (klas C dan B) diampuni dan diputihkan “dosa-dosanya”. Bandingkan perlakuan Suharto pada WNI pribumi yang kelas C saja bahkan asal kena tuduh terlibat PKI saja langsung dibunuh, ditangkap, dipenjara. Setelah kebijakan pengampunan WNI tionghoa tersebut, Suharto minta Liem Soei Liong himpun pengusaha-pengusaha tionghoa untuk dijadikan mitra pemerintah. 

Kedekatan Liem dengan Suharto sudah terjalin sejak masa revolusi. Suharto yang tentara sering jalin hubungan bisnis dengan Liem. Selain dengan Liem, Suharto juga punya kedekatan khusus dengan Bob Hasan alias The Kian Seng, anak angkat Jend Gatot Subroto, mentor Suharto. Liem dan Bob adalah 2 tokoh tionghoa yang menjadi motor dan koordinator seluruh pengusaha yang nantinya menjadi para konglomerat Indonesia. Suharto sendiri punya kepentingan/agenda politik dan bisnis khusus sebagai dasar /alasan memberikan prioritas/keistimewaan/privilege pada tionghoa. Suharto minta para WNI tionghoa untuk fokus di bisnis dan sektor lain, asal jangan terlibat dalam politik praktis. Apalagi masuk partai politik. Berbagai keistimewaan/kebijakan pro pengusaha cina ini diberikan Suharto : izin ekspor/impor, konsesi tambang, hutan dan kebon, monopoli dst, Keberpihakan Suharto pada tionghoa di sektor ekonomi ini sangat politis. Suharto tidak mau ekonomi dikuasai pribumi terutama di awal kekuasaanya. Suharto belajar dari Brazil. Penguasa Brazil terapkan kebijakan yang sama. Berikan keistimewaan pada WN keturunan Eropa demi stabilitas kekuasaannya. Penguasaan ekonomi oleh pribumi punya potensi mengancam kelangsungan para diktator di sebuah negara. Setelah kaya, mereka akan “nuntut macam-macam”. Suharto butuh kestabilan politik dan jaminan kelangsungan kekuasaannya di RI. Tionghoa jadi mitra bisnis dan akan lenyapkan ancaman pribumi. 

Puluhan tahun para konglomerat tionghoa tersebut dibina, dimanja, dibesarkan SBY eh Suharto. Sebagian mereka tergabung dalam Yayasan Prasetya Mulia. Yayasan Prasetya Mulia dijadikan sebagai intrument para konglo cina untuk saluran sumbangan dan pencerdasan bangsa melalui lembaga pendidikan. Namun tentu saja, semua yayasan-yayasan / lembaga-lembaga pendidikan milik konglo-konglo itu hanya recehan (piece of cakes, peanuts) dibandingkan yang mereka rampok. Suharto shock dan kecewa atas penolakan konglo-konglo cina. Sejak itu dia mulai sedikit bergeser dan mulai perhatikan pengusaha-pengusaha pribumi. Apalagi setelah para konglomerat-konglomerat cina tersebut tolak permohonan Suharto, para konglo mulai jor-joran investasi ke LN terutama RRC, Taiwan, Hongkong. Tidak itu saja, konglo-konglo perlahan-lahan, satu per satu, mulai pindahkan pusat kerajaan bisnisnya ke Singapore. Kabuur ! Transfer pricing pun marak. Suharto tahu semua rencana exodus dan capital flight para konglo tionghoa tersebut, tapi tidak berdaya. Konglo-konglo tersebut sudah terlalu besar. jadi Singa!. Jalan satu-satunya bagi Suharto adalah percepat besarkan pengusaha pribumi. Terlambat. Better late than never. Apa boleh buat..nasi sudah jadi bubur. Suharto tugaskan Ginanjar Kartasasmita cs untuk himpun pengusaha-pengusaha pribumi yang penuhi syarat untuk dibesarkan regim suharto. Bakrie salah satunya.

Sejak itu mulailah muncul sejumlah konglomerat pribumi demgan ARB alias Ical sebagai komandannya. Bakrie pun mulai dapat konsesi-konsesi ekonomi. Konsesi terbesar pertama kali diberikan Suharto melalui penjualan divestasi saham Freeport melalui PT. indocopper ke Bakrie Grup. 10% saham divestasi Freeport di PT. Indocopper dibeli Bakrie Grup. Sayangnya setahun kemudian dilepas/dijual lagi oleh Bakrie ke pihak lain. Dari margin/selisih penjualan 10% saham Bakrie di Freeport tersebut, Bakrie langsung untung triliunan rupiah dalam waktu 1 tahun..gila ga sih? hehehe :D. Itulah dahsyatnya privilige yang diberikan penguasa kepada pengusaha. Puluhan tahun keistimewaan tersebut diberikan Suharto kepada Liem cs. Namun, setelah konglo-konglo tionghoa itu besar dan berpengaruh kuat, mereka lupa diri dan khianati Suharto. Tidak mau besarkan UKM & koperasi. Suharto kaget lihat loyalitas Konglo pada dirinya dan NKRI. Dia telah besarkan anak singa. Dan cukup sampai disitu, para konglo lagi rampok RI. 

Para konglo tersebut kembali merampok NKRI. Kali ini tidak tanggung-tanggung : 560 Triliun melalui kebijakan BLBI. Rakyat RI yang menanggung deritanya. Kebijakan Suharto melalui Pakto 88 yang diterbitkan Menko JB Soemarlin. Pakto tersebut beri kebebasan luas dan kemudahan dirikan Bank & LKBB. Hasilnya, bank-bank baru banyak pun berdiri di Indonesia. 9 thn kemudian, ketika terjadi krisis moneter, pemilik-pemilik bank tersebut MERAMPOK uang negara. Bank-bank milik konglo-konglo tersebut baik yang memang sakit atau masih sehat, rame-rame lakukan rekayasa keuangan terutama pada libility /utang banknya. Hampir semua Bank milik konglo-konglo tersebut melanggar 3 L (legal lending limit) dan batasan pemberian kredit untuk kelompok usaha sendiri. Ketika Suharto perintahkan Gub BI untuk beri fasilitas BLBI, para konglo ini seakan-akan diberi jalan tol untuk merampok uang negara. Deposito palsu, tagihan antarbank palsu, kredit macet palsu, utang bank palsu, dst dibuat mereka, dan seolah-olah sebabkan bank tersebut kalah kliring. 

Dengan rekayasa di internal Banknya sendiri, adanya situasi krisis moneter dunia, suasana kepanikan, suap ke pejabat-pejabat BI, BLBI pun jebol !. 550 Triliun Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang terdiri dari Utang Pokok & Bunga. Harus lunas dibayar via pajak Rakyat tahun 2032 yad. Liem Sioe Liong (Salim Grup) adalah penikmat terbesar BLBI yakni 55.6 Triliun ! Hanya dibayar Salim 8.3 Triliun SAJA & dinyatakan Lunas !. Kemana sisa kewajiban Salim kepada NKRI sebesar yang 48 Triliun? NOL. Dianggap lunas. Rakyat RI yang akan tanggung bebannya sampai 2032 yad. Menyebalkan ga sih?. Penikmat kedua terbesar BLBI adalah Syamsul Nursalim dengan utang BLBI Sjamsul/BDNI/Gajah tunggal grup sebesar 41 triliun, hanya dibayar 4 T saja. Atas pembayaran 4 Triliun tersebut, Utang Syamsul 41 Triliun dianggap lunas dan diberikan SKL (surat keterangan lunas) oleh Pemerintah RI. Belakangan, sesuai hasil perhitungan ulang, BDNI/Gajah Tunggal/Syamsul Nursalim dinyatakan masih ada utang sebesar 4.7 Triliun. Syamsul Nursalim pun tidak tinggal diam ketika pemerintah mulai persoalkan kewajiban tambahan 4.7 Triliun kepada Negara. Dia manuver ke Istana. Melalui ayin alias Atrhalita Suryani, Syamsul Nursalim dekati SBY, Ani dan Cikeas. Untunglah ada antasari azhar ketua KPK yang tangkap Ayin. Ayin ditangkap KPK setelah beri suap tahap berikutnya 6 M kepada petinggi-petinggi Kejagung via Jaksa Urip Tri Gunawan. Ayin kena 5 thnm UTG 18 thn. Tapi saking hebatnya pengaruh ayin di cikeas, selama di LP ayin kayak Ratu. Bisnisnya jalan terus, selnya mewah. Persis kayak Nazar sekarang. Dan Hukuman penjara Ayin pun hanya dijalani tidak smpai 3 tahun. Hujan uang suap ayin membasahi Kumham dan pejabat-pejabat Ditjen LP kumham. 

Kembali ke Suharto. Semua upayanya untuk kembali ke jalan yg benar sia-sia belaka. Mualafnya Tien& Suharto atas jasa Prabowo jadi sumber masalah. Kedekatan dan kemesraan Suharto dengan kelompok Islam, ICMI, Muhamidyah, NU, HMI dll dikhawatirkan Konspirasi Global utamanya AS & Jahudi. Sesuai kebijakan AS dan Yahudi Internasional, RI tidak boleh menjadi negara yang agamis. Harus tetap pertahankan sekulerisme. Kepentingan AS, Yahudi dan sekutu-sekutunya pada RI sangat besar. Terutama dalam konteks Palestina, Israel, Terorisme, stabiltas Asia (tenggara) dst. Kemesraan Suharto dengn Islam dinilai jadi ancaman. Suharto pun jadi target penjatuhan AS cs. Dimulai dengzn pelemahan terhadap TNI - AD dan Kopassus. 

Bagaimana kisah selanjutnya, kita lanjutkan di episode berikutnya. jaeelllaaah, kaya sinetron pake episode segala. hehehe :D. Cukup sampai disini dulu. Terima kasih. Semoga bermanfaat. MERDEKA !!

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply