Friday 7 February 2014

Tuhan Menyayangi WANITA

Nabi Muhammad SAW datang sebagai pembawa risalah Allah SWT, sebagai bukti bahwa begitu sayangnya Allah SWT terhadap hamba hamba Nya. Salah satu sifat Allah SWT adalah Rahmaan Rahiim penuh kasih dan sayang Allah SWT seakan tidak pernah letih dan bosan memberikan peringatan kepada hamba hamba Nya agar tidak tersesat menjadi hamba setan. Firman firman Allah SWT dalam Al Qur'an secara tersurat mengharapkan agar manusia kembali ke tempat yang sebaik baiknya dan abadi, yaitu surga.

Selama nyawa masih melekat dalam jasad manusia, selama itu pula segala kekhilafannya terampuni. Namun, jika perbuatan salahnya itu dilakukan, tunggulah azab dari Allah SWT yang sangat beragam. Azab Allah SWT yang ditunjukan selama di dunia bisa berupa bencana atau penguncian telinga, mata, dan hatinya dalam menerima kebenaran yang siksanya akan terasa hingga akhirat. Naudzubillahi min dzalik.

Namun, Allah SWT akan selalu memaafkan dan menerimanya ke dalam surga suci Nya setelah menghukumnya dalam neraka. Dan kita adalah umat pertama yang akan masuk surga, karena kita adalah umat Nabi terakhir Muhammad SAW. Nabi yang paling dicintai Nya. Bahkan semua umat yang hidup di dunia ini, meskipun mereka masing masing memiliki pembawa risalah kebenaran dari Allah SWT, akan tetap meminta syafaat dan perlindungan di akhir kepada Nabi tercinta Muhammad SAW.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sebelum datangnya Islam, segala bentuk penindasan, baik fisik maupun materil (yang dampaknya terlihat dari kemunduran akhlak dan pengetahuan) sangatlah parah. Di sini Nabi Muhammad SAW, mengembalikan kedudukan dan menjadikan wanita sebagi rekan yang memliki kedudukan yang sama, sejajar dengan kaum laki laki, dalam hal pahala, siksa, dan hak. Kecuali jika ada perkara yang memang dikhususkan untuk wanita. Allah SWT berfirman.

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah dikerjakan. (QS. An Nahl: 97)

Selain ayat di atas, banyak kebijakan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengangkata derajat kaum wanita, sebagaimana dalam haditsnya, “Yang terbaik di antara manusia adalah yang terbaik sikap dan perilakunya terhadap kaum wanita.” Dalam hadts lain, Nabi Muhammad bersabda, Barang siapa yang membesarkan dan mendidik dua putrinya dengan kasih saying, ia akan masuk surga.”

Setelah kedatangan Islam, harkat, derajat, dan martabat kaum wanita mulai terangkat dan termuliakan. Belenggu diskriminasi ini menjadi awan kelabu bagi wanita mulai sirna dan memancarkan secercah sinar kejayaan. Islam menetapkan sisi insaniyah seorang wanita yang layak sejajar dengan laki laki sebagimana firma Nya dalam Al Qur’an bahwa Rasullulah SAW mengigatkan tentang penciptaan laki laki secara bersamaan.

Dalam dakwahnya, ulama besar DR. Yusuf Qardawi memaparkan bahwa Nabi Muhammad SAW meluruskan pemahaman yang selama ini salah, yaitu mengenai paradigma bahwa wanita sebagai pembawa petaka. Dengan mengikuti saranya (wanita) akan tergelincirlah laki laki ke dalam kesesatan. Hal itu dibantah oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana firman Allah SWT memberi Adam dan Hawa perintah yang sama. “Dan Kami berfirman, Wahai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makan makananya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang orang yang dhalim.” (QS. Al Baqarah: 35)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa godaan bukan datang dari Hawa melainkan dari setan, “ Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari semula, dan kami berfirman, Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenagan hidup hingga waktu yang ditentukan.” (QS. Al Baqarah: 36)

Hawa bukanlah satu satunya orang yang memakan buah terlarang itu atau pun yang punya inisiatif melakukanya. Keslahan disebabkan oleh mereka berdua, dan mereka pun menyesali perbuatannya, serta memohon ampun kepada Allah SWT, “Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami senndiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan member rahmat kepada kami niscaya pastilah kami termasuk orang orang yang merugi.

Begitu juga dalam memberikan peringatan dan azab, Allah SWT menyamakan balasan yang akan diterima bagi siapa saja yang tidaqk mengikuti perintah Nya. Melalui lisan pembawa risalah yang Amanah, Tabligh, Shidiq, dan Fathonah, Allah SWT secara jelas menjelaskan mana yang halal dan haram. Seperti yang terjadi pada masa jahiliyyah, bahwa kaum wanita bisa menjadi benda waris sepeninggal mati suaminya. Baik itu diberikan untuk anak laki laki tertuanya yaitu hanya dengan melemparkan selembar kain kepada Ibunya oleh anak laki lakinya, maka dia berhak atas Ibunya tersebut atau pada kerabat suaminya. Tradisi itu kemudian dipatahkan oleh Rasulullah SAW melalui frman Allah SWT, “Wahai orang orang beriman, tidak halal bagi kalian mewarisi para wanita secara paksa.”

Ayat tersebut dengan jelas mematahkan tradisi wanita sebagai benda waris, dan memposisikan kedudukan wanita untuk mendapatkan hak waris sebagaimana yang telah ditetapkan dalam hokum Islam. Ini menandakan ada keadilan dan cara cara yang ma’ruf (baik) dalam bergaul bersama mereka (wanita).

Contoh perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengangkat derajat wanita, yaitu beliau telah diangkat menjadi Nabi sekaligus Rasul, Jika terjadi pernikahan, Beliau menyapaikan firman Allah SWT, “Dan berikanlah mahar kepada kaum wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudia jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari mahar tersebut dengan senangn hati, maka makanlah pemberian itu sebagai sesuatau yang baik.

Demikianlah hijab kelam tentang wanita mulai terangkat. Seiring dengan keberpihakan Islam terhadap kaum yang tertindas, maka semakin bertambah pula orang yang menyakini bahwa agama Islam ternyata membawa kebahagian di dunia dan kehidupan setelah mati. Meski beragam hujatan terhadap Nabi Muhammad SAW begitu gencar, termasuk ketika Nabi Muhammad SAW banyak menikahi wanita. Ternyata scenario Allah SWT ini, menyimpan hikmah aturan syariat yang membawa harkat, derajat, dan martabat kaum wanita semakin terangkat.

Menghadapi pertanyaan yang sering dilontarkan, yaitu jika Islam benar benar menhormati keberadaan wanita, menyamakan haknya dengan laki laki, mengapa Islam memberikan hak khusus kepada laki laki dibandingkan wanita dalam beberapa hal (seperti, kesaksian, warisan, tanggungan terhadap keluarga, dan dalam memimpin sebuah Negara)? Islam pun menjawab dalam dalam risalah kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa perbedaan antara wanita dan laki laki bukan di sebabkan karena Allah SWT pilih kasih terhadap laki laki dan wanita dalam hal kemuliaan dan kedekatan dengan Allah SWT. Ini disebabkan semata mata dilatarbelakangi oleh perbedaan tugas yang dibebankan kepada wanita dan laki laki yang disesuaikan dengan karaktetr alami mereka masing masing.

Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengangkat kedudukan wanita dimuka bumi ini, sebenarnya terfokus dalam hak memperoleh ilmu. Dengan ilmu orang menjadi terdidik, sehingga akan mengetahui tugas dan fungsinya dimuka bumi. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW bahwasanya ilmu adalah cahaya. Jelas cahaya merupakan sesuatau yang mampu menyinari jalan menuju tempat yang diinginkan. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW mewajibkan kepada setiap laki laki dan wanita untuk mencari ilmu disepanjang hidupnya. Didalam sebuah hadits pun dijelaskan bahwa carilah ilmu sekalipun ke negeri Cina (perumpamaan negeri yang jauh). Jika mencari ilmu boleh sampai ke negeri yang jauh, lalu bagamana dengan urusan keluarga? Selengkapnya akan dibahas pada Ban brikutnya.

Ketika perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengangkat derajat kaum wanita telah mencapai puncaknya, lahirlah figure figure sentral wanita yang menjadi inspirator para penimba ilmu. Sebut saja para Ummahat Mukminim (para istri Nabi yang telah mensifati teladan nabi dalam bermuamalah).

Manifestasi perhatian Nabi terhadap wanita yang sekarang ini diteriakan oleh kaum feminis yang telah terampas haknya dan terabaikan keberadaanya, sebenarnya telah lama diperjuangkan Rasulullah SAW, sesuai dengan hadits berikut, “Barang siapa member nafkah dua anak perempuan hingga keduanya dewasa, maka akan masuk surga dan ia seperti dua ini dan Beliau member isyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” Dalam hadts yang lain dijelaskan, “Barang siapa memberi nafkah tiga orang anak perempuan, mencukupi mereka, menyangi mereka dan mengasihi mereka, maka pasti ia akan masuk surga.”

Sebenaranya terjerumusnya kaum wanita dalam kubangan syahwat dan menyimpang dari perilakunya, seperti yang terjadi pada jaman jahiliyyah dan masa sekarang ini, tidak lain karena ia kehilanga cinta hakiki, sandaran perasaan, dan merasa diremehkan.

Menurut Dr. Butsainjah Ash Shobuni, seorang bapak hendaklah senantiasa mencintai dan memperlakukan anak perempuanya dengan baik, karena jika mendapat perlakuan demikian, anak tersebut pasti akan mengindahkannya kalau dinasehati dan menerima anjurannya.

Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa kaum wanita sangat membutuhkan bimbingan serius, perhatian, dan limpahan cinta yang besar, karena tanggung jawab besar dalam kehidupan nyata telah menunggunya. Ia membutuhkan orang orang yang mampu menghimpun tenaga dan mengokohkan kepribadiannya. Jika tidak, ia akan hidup dalam kehampaan dan tidak mengerti akan tuntunan peran yang nyata terhadap diri dan keluarganya.

Sekian dulu, next time lanjutin lagi (pijit-pijit tangan)... :/

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply