Friday 13 September 2013

ACEH (SERAMBI MEKKAH) TERNODAI OLEH #LGBT

Aceh, dikenal dengan serambi mekkah daerah yang menerapkan syariat Islam. Kita dikenal sebagai masyarakat yang beradab (taat dan berakidah), namun konstruksi social sangat jauh dari kata taat dan berakidah. Mulai dari berpakaian, tatanan sosial dst. Lalu apakah kita tidak malu kepada Allah?. Saat ini generasi muda atau remaja sudah mulai mengalami Emergency karakter, mereka mulai melupakan nilai norma-norma agama. Beberapa waktu yang lalu kita kedatangan tamu yang tidak terduga dan tidak diharapkan kehadirannya, siapa dia?. Ya, dia adalah seorang tokoh pendiri #Gay Nusantara (Dede Oetomo) mengunjungi Aceh, ada apa seroang tokoh pendiri #Gay mengunjungi aceh? Ada tujuan apa tokoh pendiri #gay mengunjungi Aceh, hidden agenda? Padahal dia sudah tau Aceh adalah  daerah yang menerapkan syariat Islam, apakah nilai religiusitas sudah luntur?. Yang menjadi tanda Tanya besar di benak saya, gimana bisa aceh disusupi #LGBT ? gimana bisa generasi muda di Aceh memilih alternatif style menyimpang seperti #LGBT , padahal aceh sangat ketat dalam penerapan  syariat Islam, gimana bisa?
Saat ini, masyarakat Aceh sudah terlalu parsial dalam menanggapi isu/masalah tidak ada lagi konsistensi dalam berpegang teguh pada keyakinan. Idealisme dan pragmatisme sudah tergadaikan? Sifat planga-plongo menjadikan generasi muda bermental budak, apakah sebagai daerah yang beradab dan bermartabat, kita mau menjadi daerah “keset kaki” yang bisa dijajah oleh siapa saja?
Saat ini Aceh sedang dihancurkan melalui budaya-budaya yang kita anggap modern, bisa kita lihat dari tatanan sosial, lifestyle, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, kriminalitas, dst, sedang marak di Aceh. Perang akidah menjadi senjata utama jongos (konspirasi global – yahudi) untuk menghancurkan daerah-daerah yang masih menganut SYARIAT ISLAM. Semua hal yang saya sebutkan itu tidak menjadi perhatian saya, yang menjadi perhatian saya adalah isu seksual #LGBT . Kita bahas sedikit!!
Wabah #LGBT sudah ada sejak masa kenabian dan mulai menyebar ke berbagai penjuru belahan dunia dari aneka latar belakang, bermacam kalangan, dan semua tempat tidak terkecuali Aceh. Walau seperti itu, Cuma wakil walikota Banda aceh, yang berani mengakui ada semarak kaum #LGBT di Aceh tercinta ini. Kita harus mengapresiasi dan mendukung pemerintah dalam upaya memberantas #LGBT . Beberapa waktu yang lalu walikota sempat merazia pelaku #LGBT dibeberapa tempat.
Kemunculan #LGBT di Aceh, bisa disebut sebagai adanya gangguan identitas social (Emergency karakter) atau identitas gender atau GID; mereka muncul dari berbagai proses sebelumnya. GID ( gender Identity disorder) seseorang merasa bahwa ia terlahir dalam keadaan yang salah, wanita merasa seperti laki-laki dan sebaliknya, atau keadaan psikologis yang merefleksikan perasaan dalam diri seseorang yang berkaitan dengan keberadaan diri sebagai laki-laki dan perempuan.
Beralih ke sikon banda aceh yang makin marak kaum #LGBT, agaknya ga bisa disebut bahwa itu terjadi akibat gender identity disorder (GID) melainkan ada faktor luar yang mendorong atau menjadikan mereka seperti itu. Menanggapi maraknya kaum #LGBT usia remaja di banda aceh, saya iseng follow akun facebook beberapa komunitas #Lesbian dan saya melihat komentar-komentar yang agak menggelikan. Komentar 1; “masa remaja itu masa yang kritis dan penting, harusnya hal-hal seperti pendidikan seks, ekplorasi diri, dan berteman dengan teman sebaya (baik sejenis/lawan jenis) bukan merupakan hal yang tabu; teman sebaya adalah peran yang paling penting dalam dunia remaja (yang kedua adalah keluarga), pada masa ini  mereka mengekplorasi dunianya dan dunia teman sebaya, masuk dalam grup yang bisa menerima mereka dan mencari jati diri dalam grup tersebut; jika dalam grupnya hanya berisi teman-teman sejenis dan bukan lawan jenis, ya bukan hal yang aneh kalau mereka menjadi homoseksual #LGBT . ….”jangan salahkan para remaja yang menjadi homoseksual; salahkan masyarakat dan hokum daerah yang membatasi eksplorasi remaja dan menganggap “eksplorasi” adalah tabu……
Komentar 2; seorang ibu rumah tangga dari banda aceh mengatakan, “…abis kalau jalan sama lawan jenis bisa kena sanksi, lha kalau jalan sama sejenis ga dicurigai. Begitulah kalau hanya menerapkan peraturan tanpa mengkaji konteks kekinian jadinya tidak menyentuh permasalahan, ya hasilnya ya penyimpangan atau kemunafikan, …”
Masih banyak pendapat, namun semua berkisar pada 2 komentar tersebut; dalam arti kemunculan #LGBT remaja di banda aceh, bukan karena factor genetis ataupun terbawa sejak dalam kandungan.

Jika kita ingin menilai secara objektif,mereka #LGBT remaja tersebut, muncul karena adanya sanksi berat pada remaja putera-puteri yang kedapatan bersama secara pergaulan sosial, akibatnya mereka mengalihkan hubungan ke pasangan sejenis. Terlepas dari hal tersebut, orang tua yang memiliki peranan penting dan bertanggung jawab atas perilaku anak, lalu peran guru di sekolah juga sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter anak. Jadi kesimpulannya adalah orang tua, guru, pemerintah dan pihak terkait sangat berpengaruh bagi karakter anak aceh. Apakah kita akan diam dan membiarkan melihat generasi muda menjadi generasi amoral. Lindungi generasi muda dari bahaya #LGBT  

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply